Sebuah analisis baru yang diterbitkan dalam jurnal The BMJ mengungkapkan bahwa curah hujan ekstrem dikaitkan dengan peningkatan risiko kematian akibat berbagai penyebab, termasuk penyakit jantung dan paru-paru. Studi ini, yang meneliti data dari 34 negara dan wilayah, menemukan bahwa dampak kesehatan dari curah hujan ekstrem berbeda berdasarkan iklim lokal dan cakupan vegetasi, yang menawarkan pandangan global yang komprehensif tentang bagaimana peristiwa cuaca ini memengaruhi hasil kesehatan.
Perubahan iklim mengintensifkan frekuensi dan tingkat keparahan curah hujan jangka pendek, dan bukti yang muncul menunjukkan hubungan yang kuat antara curah hujan dan hasil kesehatan yang merugikan, khususnya penularan penyakit menular.
Peristiwa hujan ekstrem dikaitkan dengan peningkatan risiko kematian, terutama akibat penyakit kardiovaskular dan pernapasan. (Kredit: Freepik) |
Namun, pengaruh curah hujan pada kesehatan kardiovaskular dan pernapasan, dan bagaimana intensitas curah hujan yang bervariasi memengaruhi kondisi ini, masih kurang diteliti.
Untuk mengatasi hal ini, para peneliti mulai meneliti hubungan antara curah hujan harian (intensitas, durasi, dan frekuensi) dan kematian kardiovaskular dan pernapasan karena semua penyebab. Mereka menganalisis catatan kematian harian dan data curah hujan dari 645 lokasi di 34 negara atau kawasan di enam benua, yang terdiri dari total 109.954.744 kematian karena semua penyebab, 31.164.161 kematian kardiovaskular, dan 11.817.278 kematian pernapasan dari tahun 1980 hingga 2020.
Baca Juga:
- Krisis Global: Permukaan Air Tanah Turun Lebih Cepat di Seluruh Dunia
- Bukan Sekadar Hadiah, Kucing Hitam Mengungkap Virus Baru di Halloween Tahun Ini
Ukuran utama yang menjadi perhatian adalah hubungan antara kematian harian dan kejadian curah hujan dengan periode ulang (interval yang diharapkan antara kejadian) satu tahun, dua tahun, dan lima tahun.
Faktor-faktor yang mungkin memengaruhi hubungan ini, seperti jenis iklim setempat, variabilitas curah hujan, dan tutupan vegetasi, juga diperhitungkan.
Temuan Utama: Dampak Peristiwa Curah Hujan Ekstrem
Selama periode penelitian, total 50.913 peristiwa curah hujan dengan periode ulang satu tahun, 8.362 peristiwa dengan periode ulang dua tahun, dan 3.301 peristiwa dengan periode ulang lima tahun telah diidentifikasi.
Secara keseluruhan, di semua lokasi, hujan ekstrem selama satu hari dengan periode ulang lima tahun dikaitkan dengan peningkatan 8% dalam kematian karena semua penyebab, peningkatan 5% dalam kematian kardiovaskular, dan peningkatan 29% dalam kematian pernapasan selama periode 14 hari setelah hujan.
Hujan ekstrem dengan periode ulang dua tahun dikaitkan dengan kematian pernapasan saja, sedangkan hujan dengan periode ulang satu tahun tidak menunjukkan efek pada kematian kardiovaskular atau pernapasan. Lokasi dengan variabilitas curah hujan yang lebih rendah atau tutupan vegetasi yang jarang menunjukkan risiko kematian yang lebih tinggi setelah hujan ekstrem.
Analisis lebih lanjut menunjukkan efek perlindungan dari curah hujan sedang hingga tinggi, mungkin karena berkurangnya polusi udara dan orang-orang yang tinggal di dalam ruangan. Namun, risiko bahaya meningkat pada tingkat curah hujan ekstrem, mungkin karena kerusakan infrastruktur, kontaminasi air, dan paparan mikroorganisme berbahaya.
Keterbatasan dan Implikasi Studi terhadap Kesehatan Masyarakat
Ini adalah temuan observasional, jadi tidak ada kesimpulan pasti yang dapat ditarik tentang kausalitas, dan penulis mengakui bahwa lokasi yang dianalisis sebagian besar berada di Asia Timur, Eropa, dan Amerika Utara, dan faktor individu seperti usia, jenis kelamin, ras, tempat tinggal perkotaan/pedesaan, atau lingkungan klinis tertentu tidak tercakup.
Namun, mereka mengatakan temuan ini menggarisbawahi perlunya strategi kesehatan masyarakat yang terkoordinasi untuk mengurangi dampak kesehatan yang luas dari curah hujan ekstrem. "Hal ini sangat penting mengingat tren yang sudah mapan dari peningkatan intensitas curah hujan jangka pendek sebagai akibat dari perubahan iklim," tambah mereka.
Dalam editorial terkait, John Ji di Universitas Tsinghua di Tiongkok menyambut baik studi tersebut dan mengatakan bahwa profesional kesehatan secara ideal ditempatkan untuk mendorong aksi iklim dengan mendidik pasien tentang risiko kesehatan terkait iklim dan menumbuhkan ketahanan dalam masyarakat.
Namun, meskipun sains sudah jelas, ia mengakui bahwa tindakan untuk mengatasi perubahan iklim tetap sulit.
“Orang sering melupakan pelajaran tentang kelangkaan di saat-saat berlimpah—bentuk amnesia yang berisiko terhadap perubahan iklim,” katanya. “Taruhannya terlalu tinggi, karena saat hujan, hujan akan turun dengan deras—dan di era iklim ekstrem yang meningkat ini, hujan akan turun lebih deras dari sebelumnya.”
2 Komentar
ada kaitan dengan apa yang berlaku di Spain ke ni?
BalasHapusEntahlah...
Hapus