Sebuah studi baru yang diterbitkan 26 November 2025 dalam jurnal akses terbuka PLOS One melaporkan bahwa figur-figur batu terkenal di Rapa Nui (Pulau Paskah) diciptakan oleh banyak kelompok terpisah, alih-alih oleh satu otoritas tunggal.
Penelitian yang dipimpin oleh Carl Philipp Lipo dari Universitas Binghamton, New York, dan rekan-rekannya ini menawarkan pandangan baru tentang bagaimana monumen-monumen ikonis ini terbentuk.
![]() |
| Rekonstruksi 3D terbaru dari tambang Rapa Nui mengungkapkan bahwa ukiran moai dilakukan oleh beberapa kelompok independen, alih-alih otoritas terpusat. (Kredit: Shutterstock) |
Pulau ini terkenal dengan ratusan patung batu (moai), yang dibuat oleh komunitas Polinesia sejak abad ke-13. Penemuan arkeologis telah lama menunjukkan bahwa masyarakat tersebut terdiri dari kelompok-kelompok keluarga kecil yang otonom, alih-alih satu sistem politik terpusat. Latar belakang ini telah menimbulkan pertanyaan penting tentang apakah struktur terdesentralisasi yang sama membentuk cara moai dipahat.
Pemetaan 3D Mengungkap Puluhan Pusat Aktivitas Tambang
Untuk mengeksplorasi gagasan ini, para peneliti mengumpulkan lebih dari 11.000 gambar Rano Raraku, tambang moai utama. Mereka menggabungkan gambar-gambar ini menjadi rekonstruksi 3D detail yang menangkap ratusan patung pada berbagai tahap produksi. Analisis model digital mengungkapkan 30 zona aktivitas tambang yang berbeda, masing-masing menunjukkan pendekatan ukiran yang berbeda.
Baca Juga:
- Dampak Pemanasan Global Mengubah Sungai-Sungai di Alaska Menjadi Jingga
- Kasus Hilangnya Plankton: Apakah Prediksi Iklim Kita Salah?
Tim juga mengidentifikasi tanda-tanda bahwa moai yang telah selesai atau sebagian dipahat dipindahkan dari tambang ke beberapa arah. Secara keseluruhan, petunjuk-petunjuk ini menunjukkan bahwa pembuatan dan pengangkutan patung-patung tersebut mengikuti pola desentralisasi yang serupa dengan organisasi masyarakat Rapa Nui.
Bukti Baru Menantang Asumsi tentang Pembangunan Monumen
Kesimpulan ini mempertanyakan gagasan bahwa konstruksi skala besar semacam itu membutuhkan hierarki yang ketat atau sistem top-down. Kesamaan yang terlihat di antara berbagai moai tampaknya mencerminkan pertukaran budaya antar komunitas, alih-alih upaya terkoordinasi untuk memahatnya secara kolektif.
Model tambang baru ini juga menawarkan kumpulan data yang sangat detail yang dapat mendukung studi lebih lanjut dan membantu memandu upaya pelestarian budaya di situs Warisan Dunia UNESCO ini. Pendekatan analitis yang sama juga dapat diterapkan pada lokasi arkeologi lainnya.
“Sebagian besar dari apa yang disebut “misteri” Rapa Nui (Pulau Paskah) berasal dari kurangnya bukti terperinci yang tersedia secara terbuka yang memungkinkan para peneliti untuk mengevaluasi hipotesis dan membangun penjelasan. Di sini, kami menyajikan model 3D beresolusi tinggi pertama dari tambang moai di Rano Raraku, tambang pusat untuk hampir 1.000 patung, yang menawarkan wawasan baru tentang proses pengorganisasian dan pembuatan figur-figur megalitik raksasa ini,” jelas para penulis.





0 Komentar