Mereka ada yang bilang, “Jadi selama ini, yang saya minum itu cuma air sumur bukan air pegunungan? Kurang ajar mereka!” seru salah satu teman saya yang mungkin saat itu sedang dalam emosi karena ia bilang bahwa di rumahnya itu sudah lama mengonsumsi air Aqua.
![]() |
Mata air pegunungan bisa menjadi sumber air minum terbaik. (Kredit: Enesis) |
Lalu saya bilang, “Tahan dulu emosinya Bang, pelajari dulu arti kata ‘sumur bor’ yang dimaksud dalam isu tersebut, apakah kamu paham apa itu sumur bor? Sumur bor yang dimaksud oleh pihak Aqua itu adalah sumur yang diperoleh dengan cara melakukan penggalian menggunakan teknologi pengeboran modern. Dan air yang diperoleh itu berasal dari kedalaman yang sangat dalam yang dikenal sebagai air akuifer dalam. Jadi bukan sama dengan air sumur bor rumahan!”
Terlihat mereka mengangguk-anggukan kepala tanda mulai menyerap apa yang saya jelaskan tadi.
Baca Juga:
- Mengapa Es Licin? Studi Baru Membantah Teori Fisika Berusia 2 Abad
- Waspada, Minyak Goreng Populer Ini Diam-diam Merusak Kesehatan Usus
Isu ini sebenarnya bermula setelah sebuah video sidak seorang pejabat publik di salah satu pabrik Aqua menjadi viral dan menimbulkan pertanyaan besar di benak konsumen. Banyak yang terkejut karena selama ini citra yang melekat pada Aqua adalah air murni dari pegunungan, bukan dari sumur bor.
Keterkejutan inilah yang kemudian memicu rasa penasaran masyarakat: apakah benar sumber air Aqua berasal dari sumur bor? Dan jika iya, apakah kualitasnya masih sama seperti yang dipercaya selama ini?
“Lalu apa sih yang dimaksud dengan air akuifer dalam?” tanya salah seorang teman saya lainnya yang ikut dalam obrolan tersebut.
Air akuifer dalam adalah air tawar yang tersimpan di dalam lapisan batuan atau sedimen yang sangat dalam (seringkali ratusan meter kedalamannya) di bawah permukaan tanah. Akuifer ini terlindungi oleh lapisan batuan kedap air di atasnya yang berfungsi sebagai filter alami, sehingga air di dalamnya berkualitas lebih murni dan lebih terlindungi dari kontaminasi permukaan dibandingkan air tanah dangkal.
![]() |
Ilustrasi air tanah dan lapisan akuifer. (Kredit: Tim Gunther/Kompas) |
“Apakah air dari akuifer dalam itu benar-benar murni?” lanjutnya.
Air dari akuifer dalam cenderung murni dan lebih aman dari kontaminasi permukaan karena terlindungi secara alami oleh lapisan kedap air dan telah melalui proses filtrasi yang lebih lama melalui batuan padat. Namun, kemurniannya tidak selalu 100% murni dan tetap membutuhkan pemeriksaan kualitas karena tergantung lokasi geologi dan dapat mengandung mineral alami yang bermanfaat atau terkadang, zat lain dari kedalaman tanah.
Mengapa air dari akuifer dalam cenderung murni, berikut beberapa faktor yang memengaruhinya:
- Perlindungan alami: Akuifer dalam sering kali terlindungi oleh lapisan batuan kedap air di atasnya, yang mencegah kontaminasi dari aktivitas manusia atau air permukaan.
- Proses filtrasi alami: Air mengalami penyaringan alami saat bergerak melalui lapisan batuan yang padat seperti batu pasir dan batu kapur, yang menghilangkan partikel dan polutan.
- Stabilitas: Air di akuifer dalam cenderung lebih stabil karena tidak terlalu terpengaruh oleh perubahan cuaca atau musim seperti air tanah dangkal.
- Kandungan mineral: Air dari akuifer dalam akan mengandung mineral alami, sehingga secara teknis tidak murni H2O seperti air suling. Kandungan mineral ini bisa bermanfaat, tetapi kualitasnya sangat bergantung pada lokasi geologi.
- Kebutuhan pengolahan: Meskipun lebih aman, air akuifer tidak selalu langsung aman untuk diminum. Badan Perlindungan Lingkungan di Amerika Serikat (EPA) mengingatkan bahwa air akuifer mungkin memerlukan pengolahan sebelum dikonsumsi, terutama jika ada potensi kontaminasi di lokasi tertentu.
- Pengeboran yang dalam: Mengakses akuifer dalam memerlukan sumur bor yang lebih dalam dan sistem pemompaan yang kuat.
Sebenarnya, istilah “sumur bor” yang muncul inilah, yang membuat masyarakat berpikir keras, banyak yang merasa citra tersebut tidak sesuai dengan kenyataan, memicu berbagai spekulasi dan perdebatan.
Istilah “sumur bor” yang berkonotasi dengan sumur rumahan biasa membuat sebagian publik merasa narasi “air pegunungan murni” tidak sepenuhnya jujur. Hal ini menjadi contoh bagaimana kesenjangan pemahaman antara istilah teknis industri dan persepsi awam dapat menimbulkan disinformasi.
Untuk itu, alangkah baiknya, kita mencoba memahami fakta air Aqua dari sudut pandang ilmiah. Diskusi mengenai isu air mineral ini membuka wawasan baru bagi banyak orang tentang bagaimana sumber air minum kemasan sebenarnya dikelola. Klarifikasi Aqua sumur bor yang disampaikan perusahaan membantu memberikan konteks bahwa metode yang digunakan adalah untuk menjamin kemurnian, bukan untuk mengambil jalan pintas.
Jadi, sampai di sini seharusnya Anda sudah paham. Cobalah untuk menjadi konsumen yang cerdas, tidak asal mengambil informasi viral secara terpotong-potong, apalagi jika belum mengetahui penjelasan secara keseluruhannya.
Inilah Fakta di Balik Sumber Air Aqua
Bagaimana sebenarnya fakta mengenai sumber aqua dari sumur bor? Kenyataannya, metode pengambilan air yang dilakukan Aqua memang menggunakan teknologi pengeboran, namun prosesnya tidak sesederhana sumur bor rumahan. Aqua mengambil air dari lapisan tanah yang sangat dalam, yang secara teknis disebut sebagai akuifer dalam (deep aquifer).
![]() |
Air minum Aqua telah lama dipercaya oleh masyarakat Indonesia berasal dari mata air pegunungan. (Kredit: Amikom) |
Penting untuk memahami perbedaan antara sumur bor dalam dan air tanah dangkal. Air tanah dangkal berada di kedalaman belasan meter dan rentan terhadap kontaminasi dari aktivitas di permukaan. Sebaliknya, air tanah dalam berada di kedalaman ratusan meter, terlindungi oleh lapisan batuan kedap air yang berfungsi sebagai filter alami selama bertahun-tahun. Lapisan pelindung inilah yang menjaga air tetap murni dan bebas dari polutan. Jadi, penggunaan sumur bor dalam justru merupakan cara untuk menjangkau sumber air berkualitas terbaik yang tidak dapat diakses dengan cara biasa.
Semoga penjelasan ini bermanfaat untuk Anda!
0 Komentar