Para peneliti meyakini kunci umur panjang tikus mol telanjang yang luar biasa mungkin terletak pada perbedaan kecil namun signifikan hanya pada empat asam amino. Sebuah studi terbaru menemukan bahwa perubahan evolusioner pada cGAS, enzim dalam sistem imun bawaan yang mendeteksi DNA untuk memicu respons imun, dapat memberi hewan ini kemampuan superior untuk memperbaiki kerusakan genetik terkait usia. Sebaliknya, cGAS pada spesies lain, termasuk tikus dan manusia, justru dapat menghambat perbaikan DNA.
Meskipun penampilannya keriput dan biasa-biasa saja, tikus mol telanjang (Heterocephalus glaber) adalah salah satu hewan pengerat dengan umur terpanjang yang diketahui, bertahan hidup selama hampir 40 tahun, sekitar sepuluh kali lebih lama daripada mamalia lain dengan ukuran serupa.
![]() |
Para ilmuwan telah mengungkap bahwa empat perubahan asam amino halus pada enzim cGAS tikus mol telanjang mungkin menjadi kunci umurnya yang luar biasa. (Kredit: Shutterstock) |
Menariknya, profil genetik mereka lebih mirip dengan manusia dibandingkan dengan tikus, menjadikan mereka subjek yang berharga untuk penelitian tentang faktor-faktor molekuler yang mendorong umur panjang. Salah satu faktor terpenting yang terkait dengan umur panjang adalah stabilitas genom suatu organisme.
Baca Juga:
- Terungkap, Ternyata Kura-kura Punya Perasaan yang Mirip dengan Kita
- 10 Fakta Menarik Kuda Laut, Makhluk Karismatik yang Setia Pada Pasangan
Meski begitu, para ilmuwan baru mulai memahami bagaimana tikus mol telanjang menjaga integritas DNA mereka, terutama melalui sistem perbaikan unik yang melindungi sel-sel mereka dari kerusakan seiring berjalannya waktu.
Peran cGAS dan Perbaikan DNA
Rekombinasi homolog (RH) merupakan jalur perbaikan DNA yang krusial, dan defek pada RH berkaitan dengan penuaan dini. Pada manusia dan tikus, sensor DNA cGAS (siklik guanosin monofosfat-adenosin monofosfat sintase) dapat menghambat perbaikan RH, yang berpotensi memicu kanker dan memperpendek umur.
Yu Chen dan rekan-rekannya menyelidiki apakah cGAS juga menghambat RH pada tikus mol telanjang berumur panjang. Chen dkk. menemukan bahwa, pada tikus mol telanjang, empat substitusi asam amino spesifik dalam cGAS tikus mol mengurangi ubikuitinasi dan degradasi, sehingga protein tersebut dapat bertahan lebih lama dan pada tingkat yang lebih tinggi setelah kerusakan DNA. Peningkatan kelimpahan ini memperkuat interaksi dengan faktor-faktor perbaikan utama, FANCI dan RAD50, sehingga meningkatkan perbaikan RH.
Memperpanjang Umur Melalui Rekayasa Molekuler
Ketika cGAS dideplesi dari sel tikus mol telanjang, kerusakan DNA terakumulasi. Para penulis lebih lanjut menunjukkan bahwa lalat buah yang direkayasa untuk mengekspresikan cGAS manusia yang mengandung empat mutasi spesifik tikus mol telanjang hidup lebih lama daripada lalat yang mengekspresikan cGAS manusia yang tidak diubah. Temuan ini menunjukkan bahwa mutasi asam amino evolusioner spesifik pada cGAS tikus mol telanjang tidak hanya meningkatkan perbaikan DNA tetapi juga dapat berkontribusi langsung pada umur panjang spesies yang luar biasa.
Temuan Chen dkk. menggambarkan peran tak terduga cGAS tikus mol telanjang dalam nukleus yang memengaruhi umur panjang, tulis John Martinez dan rekan-rekannya dalam Perspektif terkait.
Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk menetapkan peran yang mungkin dimainkan cGAS dalam nukleus pada organisme lain, baik yang berumur pendek maupun panjang, tetapi jawabannya mungkin jauh lebih kompleks daripada yang diperkirakan sebelumnya.
Hasil penelitian ini telah dipublikasikan di jurnal Science, 9 Oktober 2025.
0 Komentar